Banjarmasin - Kartini Masa kini, mungkin sebutan itu cocok diterima Nunuk Febriani di momentum Peringatan Hari Kartini ini.
Selama ini, Nunuk bekerja sebagai pramu sosial di Rumah Singgah Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin yang hampir semua orang yang ia rawat adalah orang terlantar.
Nunuk mengungkapkan jika sebagian banyak orang menganggap pekerja ini menantang. Namun bagi Nunuk, pekerjaan ini berasal dari panggilan hati.
"Kesulitan itu pasti ada karena mereka orang-orang spesial," ucap Nunuk, Senin (21/4/2025).
Selama bekerja, sosok wanita tangguh ini sangat talaten merawat orang-orang terlantar dengan penuh sabar dan kasih tanpa merasa berbeda.
Tidak hanya memberi makan atau memastikan kebersihan tempat. Nunuk juga terkadang bisa berperan sebagai orang terdekat bagi orang-orang yang tinggal di Rumah Singgah.
Terutama anak-anak yang biasanya mempercayai dirinya sebagai tempat curhat dan berkeluh kesah karena mereka tak tahu entah dimana orang tua mereka.
Selain itu, dirinya juga menjadi pendamping bagi Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang tengah menjalani proses pemulihan melalui pendekatan humanis.
Para ODGJ ini juga diajarkan untuk bisa merawat diri. Lalu memberikan terapi sederhana dan terpenting kasih sayang.
"Saya merasa mereka ini hanya butuh didengarkan, dirangkul dan diyakini bahwa mereka juga punya hak bahagia," tuturnya.
Dari sepenggal kisah ini, ketangguhannya sebagai seorang wanita yang memperjuangkan hak-hak manusia yang terlupakan. Dimana ia tak hanya bekerja tapi sudah mengabdi dan menyuarakan empati tindakan nyata.
Di Hari Kartini, ketika banyak perempuan merayakan perjuangan emansipasi, Nunuk memilih tetap berada di tengah-tengah mereka yang tak mampu bersuara. Di matanya, memperjuangkan mereka yang terpinggirkan adalah bentuk emansipasi yang sejati.
(Hamdiah)